Tuesday, February 23, 2021
Sunday, September 20, 2020
“Aktivitas Bermanfaat Ketika Pandemi”
Semenjak terjadinya
pandemic covid-19 di Indonesia, masyarakat selalu dianjurkan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari di rumah. Begitu juga dengan anak-anak dan remaja,
pembelajaran sekolah dilakukan secara daring.
Ketika kegiatan belajar mengajar
telah selesai, seringkali kita mendapatkan banyak waktu senggang. Kita sebagai
Hamba Allah diperintahkan untuk menggunakan waktu senggang dengan sebaik
mungkin.Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
yang berbunyi:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan
yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR.
Bukhari no. 6412)
Oleh karena itu, sebaiknya kita memanfaatkan
waktu kita yang ada dengan sebaik mungkin. Berikut adalah kegiatan-kegiatan
bermanfaat yang bisa kita lakukan di rumah selama pandemic ini.
Hal yang bisa kita lakukan yaitu
berkebun. Berkebun dapat kita lakukan bersama keluarga ketika masa karantina
mandiri. Menanam tanaman bunga dan sayur-sayuran mungkin akan memberikan
keuntungan juga di kemudian hari. Tidak hanya menanam bunga dan sayuran, kita
juga dapat membuat taman mini yang di dalamnya terdapat berbagai macam bunga
dan kolam kecil yang berisikan ikan hias.
Selain berkebun, kita juga bisa melakukan piknik di rumah. Yang diperlukan hanya selimut piknik dan makanan. Dan lakukan seolah-olah sedang piknik di luar rumah. Kita juga dapat menyiapkan berbagai jenis kue dan minuman, lalu menyantapnya bersama keluarga. Tambahkan makanan sehat dalam acara "piknik" Anda tersebut agar memberikan efek yang baik dari makanan yang kita konsumsi.
Selanjutnya adalah membaca buku. Membaca
buku menjadi satu di antara cara untuk mengisi hari-hari selama karantina
mandiri. Selain dapat memberikan ilmu baru, membaca buku juga dapat menjadikan
waktu kita tidak terbuang sia-sia. Salah satu buku bermanfaat yang dapat kalian
baca adalah sirah nabawiyah. Banyak pelajaran yang dapat diambil Ketika kita
mempelajari kisah hidup nabi kita tercinta.
Jika masih bosan, mendekor rumah
menjadi satu di antara alternatif menghabiskan waktu di rumah. Mendekor rumah
dapat memberikan suasana yang baru pada rumah kita. Menghias pintu dengan
berbagai pernak-pernik atau menggambar pada dinding kamar dapat menjadi
beberapa pilihan yang dapat kita lakukan dalam mendekorasi rumah.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut, sebaiknya kita juga memperbanyak ibadah sunnah, karena Allah ta’ala berfirman
(وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ (٥٦
" Ibadah yang bisa
kita lakukan di rumah seperti shalat dhuha, shalat rawatib, membaca al-Qur’an,
dan juga merenungi ayat-ayat Allah. "
Nah, setelah mengetahui
kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan selama pandemi, diharapkan kita bisa memanfaatkan
waktu luang kita dengan aktivitas yang bermanfaat.
Sunday, September 6, 2020
Suara Wanita, Aurat Kah??
https://i.ytimg.com/vi/-pimB0rL_h8/hqdefault.jpg |
Perempuan mempunyai berbagai sudut aspek kehormatan
yang patut dijaga, tak hanya kewajiban menjaga aurat. Tetapi juga suara.
Mengapa demikian?
Dalam kitab al-Fiqhu ‘ala Madzhab al-Arba‘ah yang
ditulis Abdurrahman al-Jaziri, disebut para ulama mempunyai perbedaan pendapat
perihal suara perempuan.
Pasalnya, suara lebih mendekati fitnah daripada suara gemerincing gelang kakinya. Dalam surat an-Nur ayat 31 Allah berfirman,
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ
يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا
يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ
أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا
مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ
أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ
بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ
جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Karena alasan tersebut, ahli fikih memakruhkan azan
perempuan karena azan membutuhkan suara yang keras. Atas dasar ini, perempuan
diharamkan bernyanyi dengan suara keras bila terdengar oleh laki-laki bukan
mahram, baik nyanyi diiringi alat musik atau tidak diiringi.
"Keharaman itu bertambah bila nyanyian
perempuan itu mengandung unsur yang dapat mengobarkan syahwat seperti menyebut
cinta, rindu dendam, deskrispsi perempuan, mengajak pada maksiat, dan lain
sebagainya,” tulis Abdurrahman Al-Jaziri dalam kitab tersebut.
Sementara itu, Syekh Wahbah az-Zuhayli dalam kitab
al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhmenulis bahwa suara perempuan menurut mayoritas
ulama bukan aurat karena para sahabat/tabiin laki laki mendengarkan atau
memahami hukum agama/riwayat hadis dari para istri Rasulullah SAW.
Mayoritas ulama memandang suara perempuan tidak
termasuk sebagai aurat. Namun jika suara yang dikeluarkan dapat menimbulkan
hal-hal buruk atau mudharat, dibuat mendayu-dayu, maka suara perempuan menjadi
haram untuk didengar banyak orang. Keharaman
mendengarkan suara perempuandalam bentuk apapun baik itu tadarus, tilawah,
nyanyian, atau sendandung, terletak pada kemunculan fitnah.
Dalam QS al-Ahzab ayat 32, Allah SWT berfirman,
"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara dengan
mendayu-dayu sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam
hatinya."
Ayat ini diturunkan untuk memperingatkan umat
Muslim, khususnya perempuan agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan suara.
Allah juga melarang wanita untuk tidak berkata dengan lemah lembut dengan
laki-laki yang bukan mahramnya. Maka dari itu, lebih baik muslimah berbicaralah
seperlunya saja dengan laki-laki yang bukan mahram.
Kesimpulannya, pendapat para ulama berbeda tentang
suara wanita, tetapi mayoritas ulama mengatakan bahwa suara wanita tidak
termasuk aurat, sehingga orang yang bukan mahram boleh mendengarkan suara
wanita dalam bentuk bicara, orasi, ceramah agama / ilmiah, tilawah, tadarrus,
bernyanyi / senandung, selama masih aman dari fitnah (tidak menimbulkan syahwat
yang mendengarkan, mendatangkan kemudharatan), seperti contoh, istri Rasul SAW
juga menyampaikan / memahami hukum agama, meriwayatkan hadist dari Rasul kepada
sahabat / tabiin, dan yang tidak boleh adalah suara mendesah atau mendayu-dayu
seperti merayu.
Sunday, May 17, 2020
KEMULIAAN LAILATUL QADAR
Monday, May 11, 2020
7 KIAT MENGGAPAI PUASA RAMADHAN YANG SEMPURNA DIMATA ALLAH SWT
- Menahan nafsu dari berbagai syahwat, sehingga kita siap mendapatkan sesuatu (derajat takwa) yang menjadi puncak kebahagiaan (surga) dengan kehidupan abadi di dalamnya.
- Menjalankan ibadah puasa berarti menjaga nafsu terhadap lapar dan dahaga, mengingat keadaan orang-orang yang menderita kelaparan di antara orang-orang miskin, hingga menyempitkan jalan setan dalam diri kita.
- Mengoptimalkan Sahur
- Mengoptimalkan Berbuka
- Giat Membaca Al-Qur’anul Karim
- Mengkonsumsi Makanan Halal
- Memperbanyak Sedekah & Kebaikan
- Menjaga Seluruh Anggota Badan
- Menjaga Diri dari Syahwat (keinginan)